content=' Desa di Kab.Lamongan' name='description'/>

Menu

Kehidupan Desa


Kata Desa, merupakan salah satu kata yang selalu dibandingkan dengan kota. Sebagian banyak orang mungkin telah mengetahui seluk-beluk atau suasana dari kehidupan desa, akan tetapi menurut pandangan setiap orang definisi desa itu berbeda-beda. Desa itu mempunyai arti tersendiri yang sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Desa juga dapat diartikan sebagai suatu daerah yang mempunyai budaya yang masih sangat kental serta dalam kehidupannya yang masih sangat alami. Desa merupakan daerah yang terkenal akan kesuburan tanahnya, sehingga dari kebanyakan orang-orang  yang tinggal di desa memilih pekerjaan sebagai seorang petani, karena dengan kesuburan tanah yang relatif tinggi, maka para petani dapat menanam berbagai macam tanaman ,seperti buah-buahan serta sayur-sayuran yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan usaha para petani untuk menjual berbagai macam hasil panen meraka keberbagai daerah., tetapi jangan salah bahwa di desa juga tidak sedikit bahwa mereka juga ada yang bekerja selain menjadi petani, misalnya pedagang, pengusaha, guru, pekerja pabrik dan peternak.
Hal yang sama juga terjadi di Desa ini, Masyarakat Desa mayoritas bekerja sebagai petani, Karena Wilayahnya yang sangat luas dan sebagian besar digunakan untuk bercocok tanam. Misalnya di Dusun Tunggun saja di sebelah utara desa Hamparan Sawah yang sangat luas yang terbagi terpetak-petak, dan sudah ditanami pemiliknya masing-masing sesuai dengan musim saat itu, serta pasokan air dari waduk desa yang terletak di bagian utara dusun berdampingan dengan makam. Waduk inilah yang menjadi pemasok air utama ke sawah saat musim kemarau. Waduk ini cukup besar sehingga dapat memberikan pasokan air ke beberapa sawa dibawahnya. Jadi yang mempunyai sawah dibawah atau di sebaelah waduk, mereka selalu menanami sawahnya dengan tanaman padi, dan sebaliknya yang jaraknya cukup jauh dengan waduk mereka disaat kemarau akan menanami sawah mereka dengan tanaman jagung, kedelai, kacang, kangkung dan sebagainya, intinya tanaman yang tidak membutuhkan banyak pasokan air. Tetapi jika sudah datang musim penghujan, sebagian besar petani desa menanam padi dengan pasokan a ir  yang cukup dari curah hujan yang cukup tinggi, jadi hanya butuh sedikit air dari waduk desa., karena makanan pokok masyarakat desa adalah beras yang diperoleh dari padi. Tidak hanya sawah di sebelah utara dusun saja, melainkan di sebelah timur juga sama, karena juga ada waduk meski tak seluas waduk yang disebelah utara. Selain itu hutan di sebelah selatan juga sering di reboisasi, dan saat itu juga sebagian masyarakat desa memanfaatkannya untuk menanam palawija untuk menambah penghasilan dan memenuhi kebutuhan.
Selain bertani, masyarakat desa juga beternak hewan peliharaan yang hampir disetiap rumah dapat dijumpai hal itu. Karena dengan beternak mereka juga sekaligus menabung untuk keperluan yang mendadak. Selain beternak di rumah, beberapa orang juga ada yang mengembangkan peternakan yang cukup besar, yakni peternakan ayam yang tersebar di beberapa bagian desa. Selain profesi  itu guru juga menjadi salah satu pekerjaan yang mulai ramai ditekuni beberapa warga, mereka membiayai anaknya sampai menempuh pendidikan sampai sarjana. Hal itu bukan menjadi sesuatu yang istimewa di desa ini. Sekarang  remaja di desa ini hampir 60% sudah menjalani pendidikan setingkat Sarjana ataupun pendidikan di atas SMA.   Beralih dari hal itu, sebagian masyarakat desa juga banyak menjadi pekerja pabrik. Apalagi setelah dibangunnya pabrik sarang burung yang ada di dusun tunggun, sebagian besar ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri yang belum punya pekerjaan beralih ke pekerjaan itu. Hal ini dapat membuktikan bahwa di desa ini sekarang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dan juga tidak pula bisa dikatakan bahwa desa ini tertinggal. Pembangunan- pembangunan sudah mulai terlaksana. Hal inilah yang akan mengubah desa ini, dan sesuai dengan perkataan orang-orang tua dulu bahwa desa ini akan menjadi kota besar. Saya yakin akan ha itu . . .
Maka inilah sebagian kecil penjabaran  saya mengenai kehidupan di desa yang saya cintai ini. Mungkin dari sebuah tulisan ini kita dapat mengambil berbagai hikmah ataupun pelajaran yang dapat kita jadikan sebagai motivasi untuk merubah image kehidupan desa yang sangat tertinggal dengan kemajuan teknologi di kota.

Bencana saat Hari Pahlawan 10-11-12


     Tak ada yang menyangka dan menduga, Bahwa tanggal 10 November 2012 yang biasanya digunakan untuk memperingati hari pahlawan karena tragedi pertarungan yang dahsyat di Surabaya sehingga pada tgl 10 Nopember diperingati sebagai hari pahlawan, Tetapi Pada hari itu Hal yang berbeda dirasakan masyarakat desa Tunggunjagir, sekitar pukul 14.00 WIB. Warga Desa Tunggunjagir diberikan sebuah bencana yang berupa hujan deras,lebat dan hebat disertai puting beliung yang menimbulkan beberapa bencana yang tidaklah biasa bagi masyarakat Desa. Beberapa rumah di robohkan oleh ulah si Angin PUBE(puting Beliung) serta tidak sedikit pula atap rumah yang melayang dan berjatuhan, sehingga banyak rumah yg kehilangan penutup rumah, si PUBE juga menumbangkan puluhan hingga ratusan pohon.  Terdengar juga bahwa karena si PUBE satu orang harus dilarikan ke rumah sakit, dan juga seekor kambing  harus meregangkan nyawanya.  Tak bisa dipungkiri bahwa kejadian ini adalah kehendak sang pencipta, sang pemberi kehidupan, ALLAH SWT. Dan datangnya si PUBE itu juga merupakan kehendak Allah, tapi entah itu sebuah musibah, ujian atau sekedar peringatan, Kita tidak pernah  tahu. 

     Memank tak ada yang menyangka kejadian itu akan terjadi, karena di pagi hari semua berjalan seperti biasa. Warga desa menjalankan aktifitasnya masing-masing, mulai dari petani yang pergi ke sawah untuk bekerja, Para guru dan siswa-siswa pergi ke sekolah, n para pkerja-pekerja lainnya yang pergi untuk aktifitasnya masing-masing. Tapi kejadian si PUBE mulai terlihat sejak mulai munculnya awan hitam di siang hari, yang membuat Desa Tunggunjagir tanpa cahaya matahari karena tertutup awan hitam. Suasana mulai terlihat gelap, tapi meskipun hal ini terjadi, belum ada yang menyadari dan mengetahui bahwa tragedi ini akan terjadi. Semua mungkin berfikir bahwa itu hanyalah awan biasa dan akan hujan yang lebat. ternyata hal yang tidak disangka para warga, bahwa sekitar pukul 14.00 WIB mulailah turun butiran H2O yang jatuh satu demi satu ke tanah daratan desa Tunggunjagir.

     Datangnya si PUBE begitu mendadak, bahkan tak ada yang menduga. Dan kejadianya pun berlangsung begitu cepat tak sampe satu hari atau dua hari, tetapi dengan waktu dalam hitungan menit, sudah bisa memporak-porandakan desa yang sebelumnya begitu tenang. Dengan datangnya bencana itu, semoga kita dapat mengambil pelajaran. Karena semua yang ada di dunia ini hanyalah hal yang sangat kecil bagi Allah SWT. Janganlah kita sekali-kali mengabaikan perintahnya dan juga jangan pernah kita melanggar perintah-Nya. Jika suatu saat memang Kita terlanjur melanggar perintah-Nya, maka segerahlah kita untuk bertaubat. Karena Kita hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari salah dan lupa. 

    Semoga bencana yang sudah terjadi dapat menjadi pelajaran bagi Kita semua untuk senantiasa memperbaiki diri,   meningkatkan ketaqwaan dan keimanan, dan juga jadikanlah sebagai motivasi untuk selalu mensyukuri nikmat yang sudah diberikan Allah tanpa kita sadari. Karena dengan datangnya suatu bencana, pasti baru terasa nikmat yang selama ini kita terima tanpa kita syukuri.

SEJARAH TERBENTUKNYA DESA TUNGGUN JAGIR

     Konon menurut cerita orang-orang tua, ada seorang suami istri yang bernama : KAKI LAKAR dan NINI LAKAR, kedua oang suami istri itu memulai membuat rumah kecil yang bahannya dari bambo dan atapnya terbuat dari alang-alang ( pondok kata orang jawa), setelah pondok/ rumah kecil jadi, kedua orang itu memulai berkebun yang ditanami tanaman yang bisa dimakan seperti : jagung, ketela pohon, pisang dan lain-lain.
Lalu untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya seperti : mandi, minum, mencuci, dan lain-lain. Mereka menggali sumur kebetulan tanah yang digali itu keluar sumber mata air yang sangat besar kira-kira 1 m² tempat galian itu sekarang disebut “ SENDANG GEDEH”. Karena keberadaan Sendang Gede itu, orang – orang mulai berdatangan dan membuat rumah disekitar sana. Sebelum Kaki Lakar dan Nini Lakar meninggal mereka berpesan “ Tungguen – tungguen” (dalam bahasa jawa). Karena pesan Kaki Lakar dan Nini Lakar itu mereka member nama desa “TUNGGUN” maka jadilah sebuah desa.
      Dan sejak jaman Belanda ada 3 orang laki – laki pelarian dari jawa tengah yaitu jepang planelan, adapun 3 orang itu bernama :
1. Coh Pati
2. Coh Menggolo
3. Jaya Menggolo

      Kemudian ketiga orang itu dijadikan lurah berbagai daerah yaitu :
1. Coh Pati : Menjabat lurah di desa Jagir
2. Coh Menggolo: Menjabat lurah di desa Tunggun
3. Jaya Menggolo: Menjabat lurah di desa Sumber Bendo
      Coh Pati dan Coh Menggolo berebut kekuasaan, kemudian terjadi perkelahian dan perkelahian itu dimenangkan oleh Coh Menggolo, kemudian desa Jagir menjadi wilayah desa Tunggun dan pada akhirnya desanya diberi nama “Tunngunjagir” dan pusat pemerintahannya di Tunggun.
      Didalam pemerintahan Coh Menggolo warga desa Tunggunjagir mempunyai 4 kepercayaan yang berupa sebagai berikut :
1.Bintang : Membuktikan masyarakat Tunggunjagir mayoritas beragama islam .
2.Pohon Ringin : Menggabarkan kesejukan untuk semua masyarakat dan setiap ada hajatan harus membuat sesaji yang berupa telur, bunga, dan uang logam, yang dibungkus dengan daun pisang ( takir dalam bahasa jawa) dan di tempatkan di bawa pohon ringin dan bagi kemanten harus ngarak (dalam bahasa jawa) ke pohon ringin, orang Tunggun member nama Ringin “Pengarakan” karena kalau tidak dilaksanakan akan gila / kesurupan.
3.Gunung : Gunung Gondo Sekar biasanya digunakan untuk bersemedi / bertapa. Dan setiap tahun harus menghadirkan hiburan yang berupa Wayang Kulit. Mereka percaya kalau tidak dijalani masyarakat Tunggunjagir akan terkena musibah misalnya : rumah penduduk terbakar, kemalingan dan lain – lain.
4.Sumber : Di desa Tunggunjagir banyak sekali sumber – sumber ( disebut
Sendang). Diantaranya Sendang Gede, Sendang Nganten, Sendang Nduwur, Sendang Nyamplung, Sendang Lumbang, Sendang Kotak, Sendang Bendo, dan Sendang Londo. Dan setiap ada hajatan harus
ada yang mencuci beras ke Sendang Gede kalau tidak dilaksanakan akan sakit – sakitan. Dan setiap ada manten harus mandi atau cuci muka di Sendang Nganten, konon kata orang tua danyang Sendang Nganten itu Ingin tahu orang yang menjadi manten, kalau tidak dilaksanakan akan gila.
      Masyarakat tunggujagir mayoritas orang –orangnya memperdalam bidang kesenian, buktinya:
1.Mocopat : Yakni semacam lagu yang sudah ada sejak turun temurun dan setiap ada pernikahan yang mempunyai keturunan tidak punya wali itu harus mengadakan Wali Goro. Wali goro diiringi tembang Kinati, Sinom, Mijil, Pucung, Asmorodono kalau tidak dilaksanakan akan sakit seperti rambutnya rontok / gundul
katanya kepanasan.
2.Ludruk : Yang dipimpin oleh Pak Gabuk
3.Wayang : Yang dipimpin oleh Ki Dalang Jasemo diteruskan Ki Dalang Darum
Diteruskan Ki Dalang Pak Lik dan diteruskan Ki Dalang Jono.
4.Ketoprak : Yang dipimpin Sumoradi
5.Wudut : yang melakukan Rasidin
6.Reog : yang dipimpin Pak Rum
7.Jidor : Yang didirikan oleh Mbah Suro Empran, dan sampai sekarang masih ada dan sekarang yang dikenal “MARHABANAN/ SHOLAWATAN” yang dibawakan oleh Remaja Masjid.
8.Pencak Silat : Yang mengajarkan adalah Mba Suro Empran.
9.Tulisan : Tulisan dari daun lontar membuktikan zaman dahulu orangnyakreatif . Tulisan itu berisi surat Yusuf, yang membuat adalah Mba Pardi lalu diwariskan kepada Mba Arso (anaknya). Dan sekarang diabadikan di museum SUNAN DRAJAT . Konon dulu membuatnya dengan alat yang dinamakan pangot (pisau kecil).
 

Budidaya Jagung


I. PENDAHULUAN
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan (Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.
C. Pemupukan




Waktu 

Dosis Pupuk Makro (per ha)




Dosis POC
NASA 

Urea (kg)

TSP (kg)

KCl (kg)

Perendaman benih
-
-
-

2 - 4 cc/ lt air

Pupuk dasar
120
80
25

20 - 40 tutup/tangki
( siram merata )

2 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram)

Susulan I (3 minggu)
115
-
55


-

4 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )

Susulan II (6minggu)
115
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )

Catatan : akan lebih baik pupuk dasar menggunakan SUPER NASA dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : 1 gembor (10-15 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 m bedengan.

D. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
a. Tumpang sari ( intercropping ),
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.

b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.

c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ):
pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) :
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).
E. Pengelolaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
3. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.

4. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

F. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA

b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew) 
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO

b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO

c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.

d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .

e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

G. Panen dan Pasca Panen 
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.

2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.

4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.
5. Pemipilan
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.

Sumber :

http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jagung_28.html

Pemerintahan Desa


     Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan.
Kewenangan desa adalah:
1.    Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
2.    Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
3.    Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
4.    Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.
Pemerintahan Desa
Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Kepala Desa
Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 sbb:
1.         Bertakwa kepada Tuhan YME
2.         Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI, serta Pemerintah
3.         Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat
4.         Berusia paling rendah 25 tahun
5.         Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
6.         Penduduk desa setempat
7.         Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 tahun
8.         Tidak dicabut hak pilihnya
9.         Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali masa jabatan
10.     Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota
Perangkat Desa
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya. Salah satu perangkat desa adalahSekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.
Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. perangkat desa juga mempunyai tugas untuk mengayomi kepentingan masyarakatnya.
Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkanPeraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.




PEMERINTAH DESA TUNGGUNJAGIR
=========================================
KEPALA DESA                            :    SUTOADI
SEKRETARIS DESA                    :    NURENDRO
KASI PEMERINTAHAN                :    SLAMET JAMALUDIN
KASI EKBANG                             :    MOCH SYAFI’I
KASI TRANTIB                             :    PANDUM
KASI KESMASY                           :    MUSTAQIM
KASI PEMB. PEREMPUAN          :    LILIK MUJAYATI
KAUR UMUM                               :    JAWA HIRIL
KAUR KEUANGAN                        :    SUWARNO

Pengertian Desa


Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit pemukiman kecil yang disebut kampung {Banten, Jawa Barat} atau dusun {Yogyakarta} atau banjar (Bali) atau jorong (Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan TimurPambakal di Kalimantan Selatan, Hukum Tua di Sulawesi Utara.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut dengan nama lain, misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari, dan di Papua dan Kutai Barat,Kalimantan Timur disebut dengan istilah kampung. Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.
Pengertian Desa menurut para ahli
1.    R.Bintarto. (1977)
Desa adalah merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.
2.    Sutarjo Kartohadikusumo (1965)
Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah camat.
3.    William Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
4.    S.D. Misra
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are.”
5.    Paul H Landis
{ Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan cirri-ciri sebagai berikut :
{ Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
{ Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
{ Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Menurut UU no. 22 tahun 1999
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten
Menurut UU no. 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber :

Desa Tunggunjagir desa kelahiranku


    Aku adalah seorang anak petani yang dilahirkan di desa kecil di Indonesia, Desaku terletak di Jawa Timur, di kabupaten Lamongan, Kec. Mantup... Desaku sangatlah indah bagiku, memberikan kenangan masa2 kecilku. Banyak Kisah menyenangkan yang aku alami di Desa Tunggunjagir. Mulai dari kenangan yang indah, lucu, dan juga menegangkan. Saat aku kecil, aku suka berpetualang di desa ini, karena di desa ini dikelilingi hutan dan persawahan, jadi menyenangkan sekali jalan2 di desaku. petualangan yang aku lakukan bersama teman2ku adalah petualangan yang sulit dilupakan. Saat jadwal belajar yang begitu padat, tapi kami masih bisa menyempatkan waktu untuk berpetualang. Petualangan kami biasanya adalah untuk mencari sesuatu yang seru  menurut kami. Kadangkala mencari sarang burung, ataupun ikan. kalau sudah berkeliling desa kadang kami lupa waktu. jadi terkadang kami terlambat datang ke sekolah. Karena dulu aku sekolah pagi dan sore, jadi saat sekolah sore kadang aku terlambat.
   Desaku terletak di dataran tinggi yang ada di Lamongan, jadi mayoritas penduduk desaku berprofesi sebagai petani. Tapi meskipun begitu tidak sedikit juga yang menjadi pegawai. Karena penduduk desa kini sudah mulai sadar akan pentingnya pendidikan, jadi semua orang tua memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya, baik di pendidikan sekolah negeri ataupun swasta. Tidak hanya itu, di Desaku juga terdapat Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak2, dan 4 Sekolah Dasar Negeri yang terletak di dusun-dusun yang ada di Desa Tunggun Jagir. SDN Tunggunjagir IV terletak di dusun Ngglendeh dan SDN Tunggunjagir I,II, dan III terletak di dusun Tunggun. Dusun tunggun adalah Dusun yang terpadat diantara dusun-dusun lainya, selain itu dusun tunggun juga letaknya paling strategis dan dekat dengan jalan raya. Jadi pusat pemerintahan desa diletakkan di Dusun Tunggun, dusun tunggun terbagi menjadi beberapa wilayah, dan di desa kami nama-nama wilayah itudisebut dengan BRANG. Jadi untuk wilayah dusun tunggun yang disebelah barat dinamakan BRANG KULON, dinamakan seperti itu karena dalam bahasa jawa arah barat adalah kulon, dan BRANG KULON berarti wilayah barat. Selain itu juga ada BRANG ETAN, BRANG KIDUL, BRANG ELOR. Dan tidak hanya itu ada juga yang namanya unik, yaitu BRANG KOTAK dan BOLONJERUH. Aku tidak tahu dari mana awalnya dulu, tapi itulah nama yang diberikan kepada wilayah pojok barat dan wilayah tengah. Untuk BRANG KOTAK itu mungkin karena wilayahnya hampir berbentuk kotak, jadi dinamakan BRANG KOTAK. untuk wilayah tengah dinamakan BOLONJERUH mungkin karena di wilayah tengah itu dulu didiami oleh orang yang punya kekerabatan atau masih bersaudara, sehingga dinamakan BOLONJERUH karena BOLO berarti saudara sedangkan NJERUH itu dalam. Jadi wilayah tengah dinamakan itu karena masih dalam satu saudara. 
   Desaku sekarang sudah mulai berkembang, sudah mulai ada beberapa pabrik yang berkembang diantaranya ada pabrik tebu, pabrik gula merah, dan sekarang ada pabrik yang mengolah sarang burung walet yang terletak di dusun Tunggun. Karena adanya pabrik-pabrik itu, desaku sudah mulai dikenal oleh desa-desa tetangga. Dan lapangan kerja juga mulai terbuka, karena di pabrik itu mayoritas dipekerjakan masyarakat desa tunggunjagir khususnya yang putri yang meliputi anak2 remaja putri, ibu rumah tangga dan  banyak pekerjanya juga orang dari desa tetangga. Selain karyawan putri, Pabrik itu juga membutuhkan karyawan putra yang diletakkan dibagian keamanan. Aku berharap desaku berkembang lebih baik lagi. Dan aku akan berusaha untuk itu. Terimakasih. Wassalam...